
Indonesia Dukung Industri Berkelanjutan melalui Deklarasi BRICS


Indonesia masuk dalam keanggotaan BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Mesir, Etiopia, Iran, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Indonesia) merupakan wujud nyata pemerintah dalam memperkuat ekonomi nasional lewat diversifikasi mitra strategis global. Melalui keanggotaan BRICS, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berpartisipasi dalam Pertemuan Tingkat Menteri yang mengangkat tema Strengthening Global South Cooperation for More Inclusive and Sustainable Governance di Brazil pada 21 Mei 2025.
“Kami akan mendeklarasikan peran penting inovasi dan teknologi digital dalam pengembangan sektor industri manufaktur yang berkelanjutan. Ada beberapa utama deklarasi yang telah disetujui oleh negara anggota BRICS untuk menjadi langkah signifikan dalam pembangunan industri yang inklusif dan berkelanjutan,” kata Menperin dalam pernyataan resminya di Brazil, Rabu (21/5).
Menperin menjelaskan, relevansi poin utama deklarasi BRICS telah sejalan dengan peta jalan Making Indonesia 4.0. Hal ini karena mendukung penguatan inovasi teknologi dalam sektor industri manufaktur dan rantai pasok industri yang inklusif dan kuat sebagai percepatan untuk mencapai pengembangan industri hijau yang berkelanjutan.
Beberapa poin utama deklarasi yang disetujui, di antaranya yaitu dukungan terhadap inovasi dan teknologi digital dalam industri 4.0 dalam menjawab tantangan global seperti penciptaan lapangan kerja, inklusi sosial, dan pengembangan rantai pasokan, ketahanan pangan dan energi, serta mitigasi atas perubahan iklim. Selain itu, negara-negara anggota BRICS juga mengakui telah mewakili 45 persen populasi dunia dan menyumbang sepertiga dalam Produk Domestik Bruto global dan berkomitmen untuk mendorong ekonomi global yang berkelanjutan, inovatif, dan kompetitif.
“Disetujuinya kesepakatan atas poin-poin deklarasi antar negara anggota BRICS telah menegaskan peran penting negara anggota dalam ekonomi global, dan kami berkomitmen untuk menciptakan hubungan yang stabil dan saling menguntungkan, serta mempromosikan pertumbuhan ekonomi global yang berkelanjutan dan inklusif,” tegas Menperin.
Selain itu, demi mendorong pengembangan industri, inovasi, dan kerja sama teknologi, anggota negara BRICS turut berpartisipasi dalam Partnership for the New Industrial Revolution (PartNIR). Melalui PartNIR ini, kerja sama industri antar negara anggota berlangsung dengan kerangka kerja yang terstruktur.
Pada kesempatan ini, Menperin turut mendukung BRICS PartNIR dalam pengembangan poin-poin Key Declarations and Action Plans of the SME Working Group 2025-2030. “Kami optimistis bahwa melalui Terms of Reference ini akan menciptakan kolaborasi, kerja sama yang efisien dan mengatasi tantangan yang dihadapi oleh seluruh negara anggota BRICS,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Menperin mengapresiasi Pertemuan Tingkat Menteri sebagai wadah promosi dan kerja sama antar negara anggota BRICS yang proaktif, pragmatis, terbuka, dan transparan. Melalui dialog ini, Pemerintah Indonesia telah mempromosikan kolaborasi dalam transformasi industri kepada negara anggota BRICS.
“BRICS telah menjadi wadah penting yang memfasilitasi Indonesia untuk memperkuat kerja sama dengan negara anggota lainnya dan turut berpartisipasi dalam keputusan global. Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi secara aktif dalam BRICS dengan mendukung perkembangan industri berkelanjutan dan ekonomi sirkular,” ucap Menperin.
Demikian siaran pers ini untuk disebarluaskan.