
Kemenperin dan Bank Jateng Kolaborasi Perkuat Industri Padat Karya Nasional


Industri padat karya di Jawa Tengah terus menunjukkan geliat positif yang memberi kontribusi besar terhadap perekonomian nasional. Dengan dominasi sektor tekstil, pakaian jadi, alas kaki, hingga furnitur, Jawa Tengah menjadi salah satu pusat industri manufaktur yang menyerap banyak tenaga kerja. Perkembangan ini tidak hanya menumbuhkan ekonomi daerah, tetapi juga ikut menjaga ketahanan industri nasional karena produk-produk asal Jawa Tengah kini mampu bersaing di pasar global. Dari pabrik konveksi di kota-kota besar hingga sentra kerajinan di daerah, geliat industri ini berhasil membuka peluang kerja baru sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai basis produksi yang diperhitungkan dunia.
Masa depan industri nasional ditentukan oleh kemampuan kita menjaga daya saing sekaligus menciptakan lapangan kerja yang berkualitas. Skema Kredit Industri Padat Karya (KIPK) ini bukan sekadar program pembiayaan, tetapi juga investasi jangka panjang untuk membangun ekosistem industri yang inklusif, modern, dan berkelanjutan. “Kami percaya, dengan dukungan semua pemangku kepentingan kami optimis industri padat karya akan memberi dampak nyata bagi masyarakat luas dan juga memperkuat perekonomian Indonesia,“ ujar Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan persnya di Jakarta (28/8).
Sebagai wujud nyata dari visi tersebut, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak agar implementasi KIPK berjalan optimal. Kerja sama ini dipandang sebagai langkah strategis untuk memperluas akses pembiayaan bagi sektor padat karya. “Program KIPK dirancang untuk membantu industri padat karya memperoleh pembiayaan pembelian mesin dan peralatan produksi serta modal kerja. Dengan dukungan Bank Jateng, kami yakin penyaluran kredit ini akan memberikan dampak nyata terhadap peningkatan kapasitas produksi dan penyerapan tenaga kerja di daerah Jawa Tengah,” ungkap Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Tri Supondy dalam sambutannya pada acara Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Pembiayaan (PKP) antara Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Kredit Industri Padat Karya (KIPK) dengan Bank Jateng, di Denpasar (27/8). Ini merupakan PKP kedua, yang dilakukan oleh KPA yaitu Ditjen KPAII Kemenperin dengan Bank penyalur.
Penandatanganan PKP ini juga menjadi momentum bagi Bank Jateng untuk menunjukkan komitmennya dalam mendukung program pemerintah. Direktur Bisnis, Dana Jasa dan UMKM Bank Jateng, Anna Kusumarita, menyampaikan bahwa pihaknya siap segera menyalurkan kredit kepada sektor potensial. “Kami menyambut baik kepercayaan ini. Bank Jateng telah memetakan potensi debitur di wilayah Surakarta, Pati, dan Purwokerto, serta menyiapkan plafon pembiayaan sebesar Rp15 miliar pada tahun 2025,” jelasnya.
Menurut Anna, program KIPK tidak hanya memberi akses pembiayaan yang lebih luas saja, tetapi skema subsidi bunga 5% dari pemerintah membuat biaya pinjaman lebih ringan, sehingga industri padat karya semakin terbantu dalam melakukan ekspansi maupun revitalisasi mesin produksi. Kolaborasi lintas pihak ini menandai sinergi pemerintah pusat, daerah, dan lembaga keuangan dalam mendorong pertumbuhan sektor industri.
Dengan adanya PKP, Bank Jateng juga tengah menyiapkan sistem host to host melalui Sistem Informasi Kredit Program (SIKP) serta pedoman internal agar implementasi KIPK berjalan optimal. Langkah ini diharapkan dapat mempercepat proses penyaluran kredit sekaligus memastikan transparansi dan akuntabilitas.
“Kerja sama ini menegaskan komitmen bersama untuk menjadikan industri padat karya sebagai tulang punggung pembangunan ekonomi yang inklusif, menciptakan lapangan kerja, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” tutup Tri Supondy.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.