
Kemenperin Dorong Kesiapan Pelaku Industri untuk Tampil pada INNOPROM 2026

Indonesia tengah memantapkan persiapan sebagai Partner Country pada pameran industri internasional terbesar di Rusia, INNOPROM 2026. Untuk itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyelenggarakan Business Dialogue Road to INNOPROM 2026 di Surabaya pada 17 November 2025 guna memperkuat sinergi nasional dan memastikan kesiapan para pelaku industri.
“Bagi Indonesia INNOPROM sebagai gerbang strategis menuju pasar Rusia dan Commonwealth of Independent States (CIS), serta platform untuk membangun kemitraan industri,” ungkap Sekretaris Direktorat Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin, Syahroni Ahmad dalam sambutannya. Sebagai Partner Country di 2026, Indonesia akan memanfaatkan platform ini untuk mempromosikan kerja sama industri dan investasi bersama, memperkuat hubungan business-to-business dan government-to-government menampilkan kemampuan teknologi dan kreatif Indonesia, menampilkan Indonesia sebagai pusat manufaktur dan inovasi global.
Di samping itu, Kemenperin juga menegaskan komitmennya untuk mempercepat transformasi menuju negara industri maju melalui kebijakan hilirisasi industri dan peningkatan nilai tambah. Sektor industri merupakan salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Hingga triwulan III 2025, ekspor manufaktur non-migas Indonesia mencapai USD 167,85 miliar, menyumbang sekitar 81% dari total ekspor nasional. Sektor industri manufaktur non-migas berkontribusi sekitar 17,39% dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal ketiga tahun 2025.
Berdasarkan nilai tambah manufaktur Manufacturing Value Added (MVA) pada tahun 2024, Indonesia menempati peringkat ke-13 di dunia dan peringkat pertama di Asia Tenggara dengan MVA mencapai USD 265 miliar, menjadikannya salah satu kekuatan manufaktur terbesar di Asia Tenggara. Nilai ini bahkan dua kali lipat lebih besar dibanding Thailand di peringkat kedua. Kebijakan hilirisasi industri merupakan kunci bagi Indonesia untuk bertransformasi dari sekadar pengekspor bahan mentah menjadi produsen barang industri bernilai tambah tinggi. Upaya ini bertujuan untuk memperkuat struktur industri, meningkatkan daya saing, memperluas basis ekspor, dan menciptakan lapangan kerja berkualitas.
Mempererat Kemitraan Indonesia-Rusia Melalui INNOPROM 2026
Hubungan kemitraan strategis antara Indonesia dan Rusia telah terjalin lama dan semakin diperkuat oleh pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo dan Presiden Putin pada 19 Juni 2025. Perdagangan bilateral kedua negara pada tahun 2024 mencapai sekitar USD 3,98 miliar, dengan total investasi Rusia mencapai sekitar USD 262,8 juta.
Terdapat potensi kuat untuk perluasan kerja sama di berbagai bidang, termasuk pangan dan pertanian, farmasi dan peralatan medis, shipbuilding, chrysotile, fertilizers, dan industri metalurgi. Rusia merupakan mitra strategis Indonesia di kawasan Eurasia, dan Indonesia berkomitmen untuk mendukung penyelesaian perundingan Indonesia–Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (IEAEU-FTA) guna memperkuat hubungan ekonomi dan membuka peluang kerja sama yang lebih luas bagi kedua negara.
"Kami berharap bahwa pada saat Indonesia berperan sebagai Partner Country pada tahun 2026, kehadiran kita tidak hanya sebagai peserta, melainkan sebagai negara yang menampilkan visi yang jelas, strategi yang terarah, serta kesiapan sektor industri yang kuat dan berorientasi pada masa depan," tutup Syahroni.
Kemenperin berharap agar forum ini dimanfaatkan secara optimal oleh seluruh pelaku industri sebagai momentum strategis untuk memperluas jejaring, mengeksplorasi peluang kerja sama, serta mempresentasikan kapasitas dan keunggulan kompetitif dari masing-masing daerah.
Demikian Siaran Pers ini untuk disebarluaskan.
